Kartu Indonesia Pintar (KIP) diberikan untuk menjamin serta memastikan seluruh anak usia sekolah antara 6-21 tahun dari golongan keluarga pemegang Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) untuk mendapatkan manfaat Program Indonesia Pintar bila terdaftar di Sekolah, Madrasah, Pondok Pesantren, Kelompok Belajar (Kejar Paket A/B/C) atau Lembaga Pelatihan maupun Kursus. Kartu Indonesia Pintar (KIP) menjamin dan memastikan seluruh anak usia sekolah dari keluarga kurang mampu terdaftar sebagai penerima bantuan tunai pendidikan sampai lulus SMA/SMK/MA.
Mendikbud Anies Baswedan yang memimpin Rapim Lengkap Kemendikbud pertama di awal tahun 2016 ini ingin memastikan bahwa rencana kerja dan anggaran Kemendikbud 2016 dapat segera dilaksanakan sejak awal tahun. Di antara materi yang dibahas dalam Rapim Lengkap Kemendikbud awal tahun 2016 ini selain soal pelaksanaan anggaran 2016, adalah pelaksanaan Program Indonesia Pintar (PIP) yang pada Tahun Anggaran 2015 Kemendikbud telah berhasil melampaui target 100%, dengan penerima manfaat dana Kartu Indonesia Pintar (KIP) sebanyak 17,9 juta siswa seluruh Indonesia.
Mulai tahun anggaran 2016 Kemendikbud akan mencetak KIP untuk memenuhi kebutuhan program ini, yang sebelumnya dilaksanakan oleh Kementerian Sosial dengan dukungan data dari TNP2K (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan) di bawah Kantor Wakil Presiden.
Dengan kesiapan di awal tahun ini serapan anggaran Kemendikbud 2016 juga diharapkan akan lebih efektif dan lebih baik lagi. Pada tahun anggaran 2015 serapan anggaran Kemendikbud di antara kementerian dan lembaga dengan anggaran terbesar menempati posisi kedua paling efektif, dengan 93% lebih anggaran 2015 terserap untuk pelaksanaan program dan kebijakan Kemendikbud.
Seiring dengan itu Mendikbud Anies Baswedan juga ingin memastikan bahwa pelaksanaan program dan anggaran 2016 ini menjadi bagian dari percepatan pelaksanaan kerangka strategis Kemendikbud 2014-2019, yakni terbentuknya insan dan ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dengan dilandasi semangan gotong royong, yang diterjemahkan ke dalam tiga strategi:
Mulai tahun anggaran 2016 Kemendikbud akan mencetak KIP untuk memenuhi kebutuhan program ini, yang sebelumnya dilaksanakan oleh Kementerian Sosial dengan dukungan data dari TNP2K (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan) di bawah Kantor Wakil Presiden.
Dengan kesiapan di awal tahun ini serapan anggaran Kemendikbud 2016 juga diharapkan akan lebih efektif dan lebih baik lagi. Pada tahun anggaran 2015 serapan anggaran Kemendikbud di antara kementerian dan lembaga dengan anggaran terbesar menempati posisi kedua paling efektif, dengan 93% lebih anggaran 2015 terserap untuk pelaksanaan program dan kebijakan Kemendikbud.
Seiring dengan itu Mendikbud Anies Baswedan juga ingin memastikan bahwa pelaksanaan program dan anggaran 2016 ini menjadi bagian dari percepatan pelaksanaan kerangka strategis Kemendikbud 2014-2019, yakni terbentuknya insan dan ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dengan dilandasi semangan gotong royong, yang diterjemahkan ke dalam tiga strategi:
- Penguatan pelaku pendidikan dan kebudayaan;
- Peningkatan mutu dan akses; dan
- Peningkatan efektivitas birokrasi melalui perbaikan tata kelola dan pelibatan publik.
“Dengan begitu, kelak di akhir tahun 2016 nanti, laporan yang ditulis bukan hanya menyebut tentang hal-hal yang sudah dikerjakan, tetapi laporan itu akan menoreh catatan sejarah baru. Yang akan tertulis disana adalah hal-hal baru yang di tahun 2016 ini berhsil dicapai, diraih, dan dihasilkan,” pesan Mendikbud.